laporan praktek kerja batu


BAB I
PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang
Didalam praktek bengkel kerja batu yang dilaksanakan selama  satu minggu. Disini kami dibawa langsung kelapangan untuk melaksanakan praktek kerja batu. Didalam melaksanakan peraktek tersebut mahasiswa diajarkan tentang beberapa teknik pelaksanaan pekerjaan pemasangan bata, mengenal serta bagaimana cara menggunakan alat sebagaimana fungsinya, memecahkan permasalahan dan persoalan yang  timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu, dilatih untuk bisa menggunakan akalnya yang tepat dan dapat diserap secara logika. Agar kelak berguna bagi mahasiswa dan orang lain, apabila sudah masuk di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat. 
Tidak hanya itu saja. Ambon adalah salah satu kota yang memiliki prospek pembangungan yang sangat besar karena di Maluku tepatnya di Ambon masih banyak daerah-daerah yang belum dibuka untuk tempat pembangungan. Pekerjaan batu merupakan salah satu pekerjaan yang sangat vital dalam bidang teknik sipil. Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam pekerjaan batu.
Berbeda dengan pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam pembangunan gedung-gedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam pembuatan suatu bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini sangat penting perannya dalam sebuah konstruksi.



1.2      Tujuan Penuisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
1.    Salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari mata kulia praktek kerja batu
2.    Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menggunakan alat dengan baik dan benar
3.    Untuk mengetahui prkatek-praktek pekerjaan bangunan yang akan dianalisa secara nyata di lapangan
4.    Untuk dijadikan bahan perbandingan antara teori di bangku perkuliahan dengan praktek di lapangan

1.3      Rumusan Masalah

1)   Bagaimana cara pemasangan ½ bata yang yang baik dan benar?
2)   Bagaimana prosedur pemasangan setengah bata dengan sudut 90o



1.4   Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah sebagai berikut
1)   Observasi : penulis mengamati langsung di lapangan pada saat kegiatan praktikum dilaksanakan, karena penulis terlibat langsung sebagai pelakasana praktek kerja batu
2)   Studi literatur atau studi keperpustakaan, dimana penulis membaca buku-buku referensi serta membaca dari sumber-sumber lain seperti internet



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1   Pengertian Batu

Dalam geologi, batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi. Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam. Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri – ciri ini mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3. struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya


2.2   Jenis-Jenis Batu
2.2.1  Batu Alam
Berdasarkan proses pembentukannya batu alam terbagi atas beberap jenis, yaitu:
1)   Batuan beku
2)   Batuan sedimen
3)   Batuan metamorf
Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusi / vulkanik.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Batuan beku plutonik
2. Batuan beku vulkanik

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi 2 jenis :
Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar. Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai dari lempung higga debu kasar. Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin.
a.    Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin.
b.    Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu. Batuan sedimen ini biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
Batuan endapan biasanya berlapis-lapis Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat kayu. Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen berdasarkan butir
1)   Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah :
2)   Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut.
3)   Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
4)   Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm 5. Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
5)   Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256

Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock)
yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi fisik disebabkan oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan- batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu garnet, dan pualam.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
2.2.2  batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam dan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh batu batuan : batu bata, batako, concrete blok, paving blok dll.
2.3   Fungsi Alat dan Bahan
2.3.1  Penyiapan Alat
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali peralatan yang kita gunakan antara lain:
1.               Sendok spesi
Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata. Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu Banyak sekali macam-macam sendok spesi. Ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang berbentuk oval.
2.               Waterpas
Fungsi : waterpas berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan. Terbuat dari : alat ini terbuat dari aluminium. Dalam waterpas terdapat cairan ether yang ada gelembung udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.
3.               Siku-siku besi
Fungsi : siku-siku besi digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata. Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.
4.               Unting-unting
Fungsi : alat ini sebgai pengganti waterpas vertical yaitu untuk mengukur ketegakan pada pasangan bata. Terbuat dari : unting-unting terbuat dari kuningan, timah maupun besi
5.               Kotak spesi
Fungsi : kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap dipasang. Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari kayu yang dibentuk trepesium.


6.               Ember
Fungsi : kegunaanya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan dan lail-lain. Terbuat dari : ember ada yang terbuat dari plat baja tipis dan adajuga yang terbuat dari plastic.
7.                        Sekop
Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah ,dan sebagainya Terbuat dari : plat baja yang diberi tangkai kayu.
8.               Jidar
Fungsi : untuk mendatarkan plesteran. Terbuat dari : kayu yang berbebtuk empat persegi panjang.
9.                        Meteran
Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi. Terbuat dari : plat baja tipis, kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran dalam millimeter, centimeter dan inchi
10.            Pensil
Fungsi : untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran Terbuat dari kayu.
11.            Jointer
Fungsi : untuk membersihkan siar pada pasangan bata. Terbuat dari : besi
12.                      Ruskam kayu dan besi
Fungsi : untuk meratakan plesteran dinding dengan cara menggosok-gosokannya pada plesteran. Terbuat dari : kayu dan besi yang diberi tangkai pada belakangnya
13.                     Ayakan pasir
Fungsi : untuk menyaring pasir,semen,kapur, dan lainnya Terbuat dari kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang.
14.                     Gerobak dorong
Fungsi : untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.
15.                     Benang
Berfungsi sebagi alur jalur acuan dalam pemasangan batu, pemasangan bata, plesteran ataupun tegel
2.3.2  Penyiapan Bahan
Untuk pekerjaan pasangan batu, bahan - bahan yang selalu digunakan adalah :     
-          Batu Bata
-          Semen
-          Pasir
-          Kerikil
-          Air

1)   BATU BATA                                                
Batu bata adalah merupakan pemisah ruangan yang satu dengan yang lain dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini berasal dari tanah liat yang dalam keadaan dekat dicetak , dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
Ø  Bata sebagai suatu unsur bangunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.    Semua bidang-bidang sisi harus datar
b.    Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
c.    Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan
d.    Warna pada penampang patahan merata
e.    Bila diketok suaranya nyaring
f.     Penyimpangan panjang maksimum 3% lebar maksimum 4% dan tebal maksimum 5%
g.    Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan dibagi dalam 3 golongan yaitu :
Ø   Mutu tingkat I kuat desaknya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2
Ø   Mutu tingkat II kuat desaknya rata-rata 100-80 kg/cm2
Ø   Mutu tingkat III kuat desaknya rata-rata 80-60 kg/cm2 Pada sebuah bata yang masih utuh nama bidangnya adalah :
    Tebal siar tidak boleh terlalu besar, tetapi berkisar 1,5-2,5 cm. Menginggat syarat ikatan bata bahwa, siar tidak boleh berimpit, maka akan terjadi pemotongan bata yang disesuaikan dengan kebutuhan. Namun demikian selalu diusahakan digunakan bata yang masih utuh.
2)   SEMEN     
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat menggikat mengeras setelah bereaksi dengan air sebagai bahan pengikat (setelah dicampur dengan air), semen mempunyai proses penggerasan yang mempunyai proses pengerasan yang relatif cepat yang penyusunannya juga relatif rendah jika dibandingkan bahan pengikat yang lainnya. Semen sebaiknya disimpan ditempat yang terlindungi dari panas dan hujan serta terhindar dari udara yang lembab. Sifat - sifat semen : .  Terbentuk dalam suhu 1400oC – 1500oC .  Mengeras bila terkena air dan udara lembab .  Membentuk tepung halus                           

3)   PASIR     
Pasir adalah salah satu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan ada juga yang diproses melalui gilingan batu. Pasir merupakan butiran- butiran mineral atau agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir dalam pekerjaan pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus mempunyai syarat - syarat seperti dibawah ini :
§  Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
§  Bebas dari bahan organik
§  Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm
§  Pasir harus kuat
                       
4)   KERIKIL     
Kerikil merupakan salah satu bahan bangunan yang ikut mengkombinasi mutu dan kualitas bangunan tersebut. Dalam prosesnya kerikil mempunyai dua macam, yaitu proses secara alam dan buatan. Kerikil alam adalah kerikil yang berasal dari sungai, butiran kerikil ini lebih besar dari pada butiran pasir. Sedangkan kerikil buatan adalah kerikil yang dibuat dari pecahan-pecahan batu besar, kerikil buatan mempunyai ketajaman yang lebih tinggi dibandingkan kerikil alami. Fungsi kerikil adalah sebagai bahan campuran mortal untuk pekerjaan pengecoran.

5)   AIR
Air adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan . Air yang akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain, untuk menggeras dan mendapatkan adukan yang baik maka harus digunakan air :
-          Air besih, dengan kata lain bebas dari bahan organik seperti kotoran hewan, tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya.
-          Air tidak mengandung minyak, garam dan zat-zat lain yang dapat merusak adukan (pasangan). Untuk air ini sebaiknya dipakai air sumur air yang dapat diminum (air tawar).










2.4   Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilaksanakan pada saat praktek kerja batu adalah sebagai berikut:
a)    Pemasangan bowplank
Bowplank adalah patok kayu semenatara yang dibuat untuk meletakan titik-titik as bangunan dengan menggunakan benang dan paku sesuai dengan gambar denah bangunan yang ada. Benang ini ini nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pondasi, kolom, dan pemasangan dinding bata
b)   Pemasangan ½ bata
pasangan dinding tembok ½ bata adalah tebal temboknya itu sendiri sama dengan panjang bata setengah. Tembok bata ½ ini tidak untuk tembok dinding yang menerima beban, melainkan hanya sebagai tembok pemisah ruangan. Sedangkan beban diatasnya disalurkan atau diterima oleh kolom-kolom.
c)    Pemasangan bata untuk dinding 90o
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan pemasangan bata pada pojokan ruangan yang membentk 90o
d)   Plesteran dinding
Plesteran adalah membalut atau melapisi baik itu lantai atau dimding tembok dengan adukan (spesi) spesi adalah campuran antara semen portland ditambah pasir + air
e)    Pemasangan tegel
Proses ini dilakukan dilantai atau di dinding dengan menggunakan tegel sebagai bahan utamanya








BAB III
PEMBAHASAN HASIL PRAKTEK


3.1   Pemasangan bowplank
3.1.1  Dasar Teori
Yang dimaksud dengan bowplank adalah semacam pembatas yang dipakai untuk menentukan titik bidang kerja pada sebuah proyek pendirian bangunan atau rumah.

3.1.2  Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
-          Mahasiswa dapat menentukan garis-garis as suatu pasangan bangunan di lapangan
-          Mahasiswa dapat memasang bowplank untuk pasangan pondasi/dinding
3.1.3  syarat-syarat pemasangan bowplank yang baik dan benar
-          Kedudukan patoknya harus kuat dan tidak mudah goyah,
-          Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyang pada saat pelaksanaan galian pondasi
-          Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda, yaitu menggunakan paku atau cat sebagai tanda
-          Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang rata (horisontal) dengan papan bowplank lainnya




3.2   Pemasangan ½ bata

Description: D:\baru\clip_image00212_thumb7.jpg
Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160319_224409.jpg

3.2.1  Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
Setelah melaksanakan praktek ini mahasiswa diharapkan mampu:
§  Memasang dinding seperdua bata dengan benar
§  Dapat mengukur kedataran dan ketegakan pasangan dengan menggunakan waterpass
§  Meningkatkan skeel tentang cara memasang batu bata yang baik dan benar
3.2.2  Penyiapan Alat
Alat yang digunakan pada kegiatan ini terdiri dari:
§  Sendok spesi
§  Waterpass
§  Palu pemotong bata
§  Gerobak dorong
§  Kotak spesi / Zolang
§  Sekop / Cangkul
§  Ayakan pasir
§  Ember
§  Unting-unting
§  Benang
3.2.3  Penyiapan Bahan
Bahan yang digunakan pada kegiatan ini terdiri dari:
§  Batu bata merah
§  Pasir
§  Semen
§  Air

3.2.4  Langkah Kerja
Langkah kerja pemasangan ½ bata adalah sebagai berikut:
1)   Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2)   Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir
3)   Pada lapisan pertama letakan sejajar benang menggunak sendok spesi dan ratakan
4)   Untuk lapisan pertama ini letakan 1 bata dengan sisi bata sama rata dengan benang
5)   Untuk lapisan kedua dimulai dengan ½ bata dan seterusnya
6)   Jarak spesi tegak tidak boleh sejajar dengan ketebalan spesi 1,5-2,5 cm




3.3   Pemasangan bata sudut 90o
Description: D:\baru\clip_image0024_thumb8.jpg

3.3.1  Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
§  Mahasiswa mampu melakukan pemasangan bata dengan sudut siku di pertemuan dinding.
§  Mahasiswa dapat membuat sudut siku-siku dilapangan dengan alat sederhana
§  mahasiswa dapat membuat konstruksi sambungan sudut siku dengan benar      
§  Mahasiswa dapat memasang batu bata pada sudut pertemuan dinding dengan tegak dan datar

3.3.2  penyiapan alat
§  Sendok spesi
§  Kotak spesi
§  Ember
§  Ayakan pasir
§  Penyiku besi
§  Water pass
§  Meteran
§  Skop
§  Gerobak dorong 

3.3.3  Penyiapan Bahan
§  Pasir           
§  Batu bata  
§  Air

3.3.4  Langkah Kerja
1)   Pakaian kerja digunakan saat bekerja
2)   Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:3, dimana satu kapur, dan tiga pasir.
3)   Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan dan sudut siku pasangan batu
4)   Mulai memasang bata dengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai siar datar
5)   Sudut siku dibuat berdasarkan benang
6)   Pasangan bata dilanjutkan sampai pada ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm pada pasangan bata
7)   Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass






3.4   Plesteran dinding
Description: D:\baru\images.jpg
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar atau dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi sebagai perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding. Di dalam pelaksanaannya, pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 lapis utama, yaitu :
1).      Lapis pertama yang disbut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran semen-pasir yang encer dan berfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan.
2).      Lapis kedua yang disbut badan plesteran setebal 6 – 10 mm, dari campuran semen-pasir yang plastis berfungsi untuk mengatur kerataan. Plesteran permukaan dinding.
3).      Lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari pengaruh cuaca.
Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan aduk dan beton secara langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomis dari bangunan sehubungan dengan kualitas, harga dan proporsi campuran yang digunakan. Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding, jenis-jenis semen yang digunakan harus mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi spesifikasi sesuai dengan fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah dan tidak terjadi retak. Fungsi adukan dalam pasangan bata antara lain sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain, disamping dapat menghilangkan deviasi dari permukaan batanya untuk menyalurkan beban. Sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan dinding dan melindunginya dari pengaruh cuaca.
Tujuan:
1.    Untuk merapikan permukaan dinding
2.    Memperkuat pasangan bata
3.    Menjaga suhu ruangan tetap stabil
4.    Meratakan pasangan batu bata
5.    Plesteran melindungi pasangan batu bata dari angin,hujan

§  PLESTERAN KEDAP AIR
Plesteran kedap air adalah adukan yang dipergunakan untuk plesteran yang langsung berhubungan dengan air. plesteran non kedap air adalah adukan yang dipergunakan untuk plesteran yang tidak berhubungan langsung dengan air. Sedangkan menurut sifatnya plesteran dibedakan menjadi 3 macam,antara lain :
a)    Plesteran kasar (braben) digunakan untuk melapisi permukaan pasangan batu bata atau batu kali yang tidak terlihat dari luar,misal tembok berada atas rangka plafon,pasangan pondasi yang akhirnya di urug.
b)   Plesteran setengah halus digunakan untuk lantai gudang,lantai lapangan olah raga,lantai teras terbuka dan kamr mandi.
c)    Plesteran halus,sebagai lapisan tembok-tembok rumah dalam hal ini langsung berhubungan dengan keindahan.



3.5   Pemasangan Tegel
Description: D:\baru\images (1).jpg
Ø  Fungsi pemasangan tegel keramik
Fungsi pasangan tegel keramik pada bangunan adalah sebagai berikut :
a)    Lapisan penutup pada lantai dan dinding rumah atau gedung
b)   Untuk memberi kesan bersih pada bidang yang terpasang.
c)    Memberikan kesan indah dari segi estetika.           

Ø  Fungsi siar nat
a)    Anti slip/jika keramik sedang dalam keadaan basah atau licin.
b)   Penguat antar keramik/memperkokoh antar keramik.
c)    Menyamakan kesan ukuran keramik yang tidak sama.
d)   Mengisi celah yang kosong akibat spesi yang berongga.          

Ø  Persyaratan pemasangan tegel keramik
Untuk mendapatkan pasangan tegel keramik yang berkualitas dan awet maka perlu memperhatikan dan mengikuti aturan dan persyaratan yang telah ditetap oleh industri. Adapun persyaratan dan peraturan dalam pemasangan tegel keramik menurut industri adalah :
1)   Spesi ; spesi harus plastis, padat dan terisi penuh dan sesuai dengan prosedur dan persyaratan dari industri.
2)   Siar ;  siar harus lurus dan seragam dengan toleransi kesalahan 1 mm, permukaan sedikit cekong berwarna seragam, bersih tidak bernoda serta Ketebalan siar untuk dinding adalah antara 2 -3 mm, sedangkan untuk lantai antara 3 – 5 mm.
3)   Keramik ; permukaan / glasur harus keras, bagian badan padat dan keras, rata, ukuran sama serta sudut siku.
4)   ketepatan ; ukuran, ketegakan, kerataan, kesikuan,kedataran terkontrol dengan toleransi kesalahan 1- 2 mm serta selisih ketinggian antar tegel keramik tidak lebih 1 mm.
5)   Syarat pemasangan; permukaan media bersih bebas dari minyak dan debu, rata, tegak, siku, keramik tidak perlu dibasahi (cara tipis), diaplikasikan dengan roskam bergerigi, pemotongan bagian pingir sama besar tidak boleh kurang dari ½ lebar keramik yang akan dipasang serta .











BAB IV
PENUTUP


4.1      Kesimpulan
  Dari semua aturan serta teknik pelaksanaan pekerjaan dalam laporan ini, jelaslah sudah bahwa tidak mudah mengerjakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi batu tanpa mempelajari dan mempraktekan pelajaran tersebut dengan baik dan benar sebab apabila semua aturan serta teknik-teknik suatu pekerjaan tidak dipenuhi maka kemungkinan hasil kerja yang kita dapatkan akan runtuh, retak, bergelombang dan tidak rata.   Oleh karena itu untuk mencapai hasil yang baik maka melaksanakan suatu pekerjaan dibutuhkan peralatan yang lengkap disamping tukang-tukang memperdidik, karena seorang tukang batu harus mengetahui paling tidak bagaimana mencampur dan mengaduk morta dengan baik dan teknik pemasangannya juga hal-hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortal dengan batu sesudah selesai pemasangan serta bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu dan lain-lain yang berhubungan dengan konstruksi batu.
Ø  Kerja batu sangat diperlukan pada umumnya dalam pelaksanaan suatu konstruksi bangunan
Ø  Penjelasan yang baik didapat dari pengalaman yang ditunjang dengan pengetahuan tentang pekerjaan tersebut.
Ø  Dalam pelaksanaan kerja batu perlu diperhatikan ketegakan dan kerataan bata agar menghasilkan kerja yang baik.
Ø  Dalam melakukan kerja batu segala dituntut kedisiplinan dalam bekerja serta kebersihan alat-alat.


4.2      Saran
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seharusnya memakai pakaian kerja dengan lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan dan petunjuk dari dosen pembimbing Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang baik dan teratur.
“Agar praktek kerja batu berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap dan tidak rusak dan utamakan keselamatan kerja”.
















4.3      Lembar Dokumentasi
Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005347.jpg Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005315.jpgDescription: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005303.jpg   Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005247.jpgDescription: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005232.jpg Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005136.jpgDescription: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160320_005109.jpg Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160319_232949.jpg Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160319_224610.jpg       Description: C:\Users\farhan001\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20160319_224524.jpg                   

Comments

Popular Posts